• Ingat! Politik tidak selalu negatif, jika kita mau mencintai politik dengan penuh kebijaksanaan. Dan jika nggak mau di permainkan oleh politik, makanya jangan takut untuk belajar politik. Karena, politik merupakan ujung tombak dalam segala penentuan kebijakan. HIDUP MAHASISWA !
  • This is slide 2 description. Go to Edit HTML of your blogger blog. Find these sentences. You can replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by NewBloggerThemes.com...
  • This is slide 2 description. Go to Edit HTML of your blogger blog. Find these sentences. You can replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by NewBloggerThemes.com...
  • This is slide 2 description. Go to Edit HTML of your blogger blog. Find these sentences. You can replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by NewBloggerThemes.com...
  • This is slide 2 description. Go to Edit HTML of your blogger blog. Find these sentences. You can replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by NewBloggerThemes.com...
  • This is slide 5 description. Go to Edit HTML of your blogger blog. Find these sentences. You can replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by NewBloggerThemes.com...

Senin, 28 November 2016

DAKWAH NABI MUHAMMAD PERIODE MADINAH

Oleh : Annisa Rakhim
Kader IMM Al-Idrisi Fakultas Geografi
Mahasiswa Semester 1

Setelah orang-orang Quraisy mengetahui bahwa umat islam telah berhijrah ke Madinah, mereka pun sangat khawatir. Karena kalau sampai islam berkembang di Madinah tentu akan menjadi bahaya besar bagi orang-orang kafir Quraisy di Makkah.
Maka mereka pun berfikir keras untuk memadamkan cahaya islam. Kemudian mereka mengumpulkan seluruh pembesar suku yang berada di Makkah untuk mengadakan pertemuan di Darun Nadwah, pada tanggal 2 September 622 M.
Tokoh –tokoh yang hadir dalam pertemuan itu antara lain :
1. Abu Jahal
2. Jubair Bin Muthim
3. An-nadr Bin Harits
4. Syaibah, Utbah, dan Abi Sofyan
5. Abu Bakhtary, Zam’ah dan Hakim
6. Nubih dan Munabbih
7. Umayyah Bin Khalaf

Atas usul dari Abu Jahal pertemuan itu memutuskan : Masing-masing kabilah mengirimkan wakiLnya untuk mengepung rumah Rasulullah , lalu salah seorang dari mereka yang akan membunuh Rasulullah, sehingga pembunuhan itu dilakukan oleh semua suku di Makkah. Karena hal tersebutlah atas perintah Allah SWT, malaikat Jibril mengabarkan apa yang akan diakukan oleh orang-orang kafir terhadap Rasulullah, kemudian beliau segera menemui Abu Bakar untuk merencanakan keberangkatan Hijrah beliau ke Madinah.
Selama perjalanan menuju Madinah, Rasulullah melalui berbagai rintangan karena adanya pengejaran dari utusan orang-orang kafir yang besikukuh ingin membunuh beliau.
Setelah menetap selama 4 hari di Quba, Rasulullah melanjutkan perjalanannya dan pada akhirnya tiba di Madinah pada hari Jum’at disambut dengan tahmid dan syair-syair dari penduduk Anshar. Di Madinah ini Rasulullah tinggal di rmah Abu Ayyub Al-Anshary.


Di Madinah terdapat tiga kelompok masyarakat, antara lain :
1. Orang-orang Muslim (Anshar dan Muhajirin)
2. Orang- orang Musyrik
3. Orang-orang Yahudi
Orang-orang Yahudi tidak senang dengan kedatangan Rasulullah dan umat islam. Karena Rasulullah tidak berasal dari kalangan mereka. Bahkan sudah menjadi kebiasaan buruk kaum Yahudi, mereka suka mengkhianati bahkan membunuh nabinya. Selain itu masalah-masalah lain yang sudah menjadi masalah mutlak di Madinah ikut menjadi perhatian bagi Rasulullah.
Maka dari itu demi menciptakan tatanan masyarakat yang baru dan lebih baik, Rasulullah melaksanakan beberapa taktik dan strategi sekaligus berdakwah memperkenalkan islam. Adapun strategi tersebut antara lain :
1. Membangun Masjid Nabawy

Langkah pertama yang dilakukan Rasulullah adalah membangun masjid ditempat dimana unta Rasulullah menderum pada waktu tiba di Madinah. Rasulullah ikut serta bekerja pada pembangunan masjid itu. Disela-sela bekerja Rasulullah bersabda : “Ya Allah, tidak ada kehidupan yang lebih baik kecuali kehidupan akhirat, maka ampunilah orang-orang Anshar dan Muhajirin.” Doa Rasulullah itu menambah semangat para sahabat untuk bekerja. 
Adapun fungsi masjid pada saat itu antara lain :
a. Sebagai tempat sholat
b. Tempat untuk belajar bagi orang-orang muslim
c. Balai pertemuan Rasulullah dan umat islam
d. Tempat tinggal orang-orang Muhajirin yang miskin

2. Mempersaudarakan Orang-orang Muslim 

Langkah kedua yang diambil Rasulullah untuk memerkuat kedudukan umat islam di Madinah adalah mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dengan kaum Anshar. Yang dipersaudarakan ada 90 orang, 45 orang Muhajirin dan 45 orang Anshar. 


Tujuan persaudaraan tersebut adalah :
a. Agar fanatisme jahiliyah menjadi sirna
b. Menghilangkan perbedaan keturunan dan warna kulit agar tidak ada perasaan lebih unggul dari yang lain
Akhirnya persaudaraan itu betul-betul diwujudkan dalam segala aspek kehidupan. Butir- butir perjanjian antara Muhajirin dan Anshar antara lain :
a. Muhajirin dan Anshar adalah umat yang satu
b. Muhajirin dan Anshar harus bekerja sama dalam membayar atau menerima tebusan
c. Orang mu’min harus melawan kedzaliman
d. Sesama muslim tidak boleh saling membunuh
e. Kalau ada perselisihan dikembalikan kepada Allah dan Rasulullah

3. Pejanjian dengan Kaum Yahudi

Kaum Yahudi merupakan tetangga dekat umat islam di Madinah. Untuk menciptakan suatu kehidupan yang kondusif, Rasulullah mengadakan perjanjian dengan kaum Yahudi. Surat perjanjian tersebut dikenal dengan nama “Piagam Madinah”. Yang isinya antara lain :
a. Antara umat islam dan kaum Yahudi bebas menjalakan agamanya masingmasing
b. Bahu membahu dalam menghadapi musuh
c. Sama-sama mempertahankan Madinah dari serangan musuh
d. Jika terjadi perselisihan dikembalikan kepada Allah dan Rasulnya
e. Saling hidup rukun dan bekerja sama

Dengan disyahkannya perjanjian tersebut, seakan-akan Madinah merupakan satu Negara yang makmur dibawah pimpinan Nabi Muhammad SAW. Pelaksana pemerintahan dan penguasa mayoritas adalah orang-orang muslim. Sehingga dengan begitu Madinah benar-benar menjadi ibukota bagi islam.

Sabtu, 26 November 2016

Surah Al- Isra Ayat Lima, Enam dan Tujuh


Oleh : Refri Astari S.
Kader IMM Al-Idrisi Fakultas Geografi
Mahasiswa Semester1



               Assalamualaikum teman-teman,,,
                By the way (cie elah) postingan pertama saya kali ini akan membahas tentang terjemahan atau makna dari beberapa ayat dalam surah Al-Isra tepatnya ayat ke lima, enam dan tujuh yang artinya (dalam bahasa Indonesia loh ya) ;
              Nah, ayat ke lima dan enam yang artinya :
Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu. Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung. Dan itulah ketetapan. (17:5)

Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar. (17: 6)

Ayat sebelumnya mengisahkan dua kali perbuatan Bani Israil yang merusak. “Allah juga telah berjanji akan menghukumi Bani Israil di setiap kali perbuatan merusak yang mereka lakukan. Janji Allah pasti berlaku.” Dalam buku-buku sejarah disebutkan, “Sekitar 600 tahun sebelum Masehi ada seorang raja bernama “Nabudchadnezzar” yang berkuasa di Babylonia. Ia seorang raja yang memiliki kekuasaan luas dan sangat perkasa. Ketika menyaksikan ketidaktaatan dan pemberontakan kaum Yahudi, ia langsung memerintahkan untuk menyerang kota tempat tinggal kaum Yahudi. Dalam perang tersebut banyak kaum Yahudi yang tewas dan sebagian besar ditawan. Akhirnya Nabuchadnezzar memasuki Baitul Maqdis dan merusak kota ini. Selama Nabuchadnezzar hidup Bani Israil hidup dalam kondisi terhina dan tertawan di Babilonia.

Kondisi ini terus berlangsung hingga Kourosh, Raja Iran menguasai Babilonia dan membebaskan orang-orang Yahudi. Kourosh memberikan kesempatan kepada kaum Yahudi untuk kembali ke Baitul Maqdis dan membangunnya kembali. Setelah Bani Israel bertempat di Baitul Maqdis dan perlahan-lahan kekuatan mereka semakin bertambah dan populasi masyarakat terus bertambah, kembali Kaisar Romawi mengirimkan pasukannya ke Baitul Maqdis dan untuk kedua kalinya kota ini dikuasai kekuatan asing. Kaisar Romawi memerintahkan perusakan Baitul Maqdis dan membiarkan pasukannya merampas rumah dan tanah pertanian penduduk.

Yang dapat kita petik dari ayat 5-6 surah Al Isra ini adalah: Para perusak dan pendurhaka harus mengetahui betapa di atas kekuataan masih ada kekuatan lain lagi. Bani Israel mendurhakai Allah dan merusak bumi. Di sini Allah membuat kekuatan lain menguasai Bani Israel agar mengetahui betapa mereka tidak seperti yang dibayangkan.

Kemudian terjemahan dari ayat ke tujuh yaitu ;
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai”
Menurut teman-teman apa sih maksud dari ayat ini ? hmm,,
Surat Al – Isra ayat 7 ini menerangkan bahwa jika kita berbuat suatu kebaikan kepada orang lain apapun bentuknya baik harta, tenaga, maupun ilmu, maka kita (aku dan kamu ^^) sama saja dengan menghargai serta berbuat baik untuk diri kita sendiri. Karena perbuatan baik atau buruknya seseorang itu merupakan suatu perwujudan bagaimana seseorang itu dapat menghargai dirinya sendiri. Namun, sebaliknya apabila kita berbuat suatu kejahatan atau suatu keburukan kepada orang lain maka sama saja dengan mempermalukan diri kita sendiri sehingga ia tidak bisa menghargai dirinya sendiri dihadapan orang lain dan Allah SWT.

Oke sekian dulu dan terimakasih sudah dibaca J
Semoga bermanfaat J




Daftar Pustaka

Situs Media Informasi Kantor Hadhrat Ustadz Ansariyan. (2016, 02 11). Diambil kembali dari The Official Website of Ayatollah Hossein Ansarian: http://www.erfan.ir/indonesian/80626.html

Jumat, 27 Mei 2016

APATISME MAHASISWA DAN PENTINGNYA POLITIK



Oleh : Ubaidillah Rosyid
Kader IMM Al-Idrisi Fakultas Geografi
Mahasiswa Semester 2

Pesta demokrasi kampus baru saja selesai digelar. Presiden Mahasiswa sudah terpilih. Sudah tidak ada lagi hiruk pikuk yang terjadi terkait dengan Pemilwa (Pemilihan Umum Mahasiswa). Tetapi tidak ada salahnya jika Saya kembali membahas tentang hal tersebut. Mungkin bisa menjadi refleksi kita bersama sebagai mahasiswa.
            Jika kita analogikan UMS sebagai sebuah Negara, dalam Pemilwa kemarin, kita (rakyat) memilih seorang pemimpin (presiden) yang akan memimpin kita. Saya melihat masih banyak ketidakpedulian atau apatisme mahasiswa tentang hal ini. Jangankan visi-misi dari capres-cawapres, siapa calonnya saja masih banyak mahasiswa yang tidak tahu. Bahkan saking apatisnya, mereka bakal berkata, “apasih efeknya buat aku ?” Lebih parahnya lagi, ada mahasiswa yang mengatakan, “Aku nggak mau nyoblos siapapun, lha wong nggak ada yang ngasih duit ke aku.” Itu merupakan pengalaman empiris saat Saya coba mengajak beberapa kawan se-angkatan untuk ikut coblosan. Ironis bukan ?
Kalo kita menilik sejarah, pergerakan mahasiswa sudah ada sejak dulu. Tahun 1966 mahasiswa melakukan mobilisasi besar-besaran menyerukan Tritura (Tiga Tuntutan Rakyat) kepada rezim orde lama, yang dirasa sudah menyengsarakan rakyat, itu sebagai tanda bahwa mereka memihak rakyat. Namun, saat terjadi perpindahan kekuasaan dari rezim orde lama ke tangan orde baru, kesempatan mereka untuk kembali menyuarakan kebenaran telah dibatasi, setelah diberlakukannya NKK-BKK oleh Daoed Joesoef tahun 1979. Nah, apatisme mahasiswa mulai muncul dan berkembang, saat tidak diberi tempat di dunia politik. Akhirnya orientasi mereka menjadi lebih sempit, hanya disibukkan pada dunia kuliah. Pergerakan mereka dibatasi, suara mereka dibungkam.
            Ada juga beberapa faktor yang mendorong hal tersebut. Mereka mungkin saja terbawa oleh arus kondisi politik nasional lewat pemberitaan di media-media. Karena selama ini terlalu banyak berita buruk tentang politik yang di expose. Akhirnya stigma negatif yang terbangun di mindset mereka, bahwa politik itu kotor, politik itu tai kucing, hanya janji palsu semata dan sebagainya. Walhasil ada semacam trauma yang muncul untuk berpartisipasi di dalam proses politik kampus khususnya. Disamping itu, paham hedonisme di kalangan mahasiswa masih menjadi faktor utama penyebab apatisme. Mereka sibuk mencari kesenangan, sehingga tidak tahu dan tidak mau tahu dinamika apa yang sedang terjadi di kampus. Di sisi lain, menurut data yang saya dapat dari beberapa mahasiswa geografi, sosialisasi tentang pemilwa dirasa masih kurang.
Pentingnya politik
Ya, sebagai mahasiswa memang tujuan utama kita adalah kuliah. Tapi apakah kita akan tetap acuh tak acuh terhadap Pemilwa ? Jika kita kaji lebih jauh lagi dalam arti tataran nasional, Indonesia adalah negara demokrasi, dimana konsep milik Abraham Lincoln yaitu dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat berlaku dalam permainan politik. Penentuan kebijakan dimainkan sepenuhnya oleh rakyat. Mau tidak mau kita harus kritis dalam memilih dan tidak boleh salah pilih. Apakah Ibu-ibu bakul jamu atau bapak tukang parkir disana kepikiran sampai kesitu ? Tentu tidak. Yang mereka pikirkan hanya mencari nafkah yang halal, selesai. Sebagai rakyat berpendidikan, kita lah yang akan memperjuangkan hak-hak mereka. Maka dari itu, disinilah letak fungsi mahasiswa sebagai (yang katanya) agent of social control. Nah, sebelum menghadapi lingkup nasional, maka perlu pembelajaran dahulu. Kampus sebagai miniatur negara adalah tempat yang sangat tepat untuk pembelajaran dan pencerdasan kita dalam hal politik.
Pencerdasan politik menjadi wajib hukumnya dalam kondisi demikian. Karena sebenarnya hal yang menjadi permasalahan dasar adalah pandangan terhadap politik yang masih sangat sempit. Akibatnya kita dengan mudah di intervensi politik dan terus menerus dipolitisisasi alias dibodohi. Memang pendidikan politik secara formal maupun tak formal di lingkungan fakultas kita masih minim. Maka, dengan tulisan ini diharapkan ada pihak yang peka dan kemudian munculah sebuah rencana tindak lanjut.

Ingat! Politik tidak selalu negatif, jika kita mau mencintai politik dengan penuh kebijaksanaan. Dan jika nggak mau di permainkan oleh politik, makanya jangan takut untuk belajar politik. Karena, politik merupakan ujung tombak dalam segala penentuan kebijakan. HIDUP MAHASISWA ! haha

MARS IMM


I = G.2/4
Lagu : Mursjid
Syair : M. Diponegoro
 
Ayo lah… ayo… ayo….
Derap derukan langkah
Dan kibar geleparkan panji-panji
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Sejarah umat telah menuntut bukti

Ingatlah… ingat… ingat…
Niat telah diikrarkan
Kitalah cendekiawan berpribadi
Susila cakap takwa kepada Tuhan
Pewaris tampuk pimpinan umat nanti

IMMawan.. dan IMMawati…
Siswa teladan, putra harapan
Penyambung hidup generasi
Umat Islam, seribu zaman
Pendukung cita-cita luhur
Negri indah adil dan makmur (2x)